Ini adalah Dongeng Mitologi Nahua yang diceritakan kepada Penjelajah Spanyol ketika menemukan dunia baru. Mengisahkan dunia yang dulunya tidak berpenghuni. Tentang penciptaan Matahari dan Bulan.
Dahulu kala, ada empat matahari yang hancur akibat bencana besar. Semua yang ada musnah binasa, lalu Para Dewa memutuskan berkumpul ditempat suci dan menciptakan dunia baru untuk memberi kesempatan kepada manusia.
Dewa-dewa itu memulai penciptaan di Teotihuacan, mereka menyalakan api besar dan mulai membahas siapa yang harus dikorbankan untuk menciptakan matahari baru yang akan memberikan kehidupan pada peradaban baru.
"Siapa yang akan menerangi dunia?" Dewa bertanya.
"Aku,.." Jawab seorang Bangsawan bernama Tecuciztecatl.
"Siapa yang akan menjadi lainnya?" Mereka balik bertanya.
Suasana menjadi hening, mereka memutuskan memilih seorang manusia rendah hati bernama Nanahuatzin dan ia menyanggupinya. Dua Piramida lalu dibangun untuk tempat mereka berpuasa selama empat hari secara bergantian.
Matahari dan Bulan
Tecuciztecatl ditawari harta berharga seperti bulu burung Queztal yang terbuat dari batu permata. Nanahuatzin ditawari benda-benda sederhana seperti gulungan tebu dan bunga kaktus berduri dan darahnya untuk pengorbanan.
Pada tengah malam di hari terakhir, para dewa berkumpul di sekitar api. Menyuruh Bangsawan Tecuciztecatl melompat kedalam api. Tetapi ia takut dan melangkah mundur. Empat kali ia coba, rasa takut menghentikannya. Si sederhana Nanahuatzin juga diminta melompat, ia menutup mata dan melompat ke dalam api tanpa ragu ragu.
Lalu, sang Bangsawan menyusul lompat kedalam api. Tak lama kemudian Matahari muncul, menghilangkan bayangan kegelapan di bumi. Dan Matahari kedua juga muncul, seorang imam mengambil seekor kelinci lalu memukulkan ke wajah Tecuciztecatl agar sinarnya padam, nantinya wajah ini hanya bisa dilihat pada malam hari.
Saya tidak tahu apakah orang Teotihuacan tahu kisah ini, namun dongeng diceritakan turun temurun oleh keturunan bangsa Mesoamerika. Faktanya, meskipun setelah ditinggalkan Teotihuacan tetap menjadi tempat suci.